Kota bergerak mencari kata-kata
Lewat panggung pentas dalam bahasa mata
Memikat
Orang-orang di sini masih menjadi jam
Tidur
Penuh sandiwara murahan
Lihat, salam hangat perempuan
Lentik matanya
Ketika sedikit kata-kata menari
Sampai jejak pintu pentaspun memanggil
Namanya, dengan tekun
Dengarlah, robekan tepukan mengucurkan
Teriakan, ada senyuman diperdengarkan
Untukku dan lampu-lampu kehilangan warna
Kehangatannya, kerinduannya
Sampai kudengar kau mengigau di luar teras
Puisi
Kota-kota kabupaten melewati beribu tapak
Pohonan merah
Kau yang mengatur ruangan kata
Dalam gerak seni
Tanpa kehilangan kodrat.
Subang, 25 September 2005
Salam Sastra !
Kebahagiaan dan kedamaian adalah bila bertaut tangan menjalin silaturrahmi.
Maka tak ada lagi di dunia ini sengketa dan pertikaian antara sesama insan.
Manakala memandang ke cakrawala, membentanglah pelangi cinta dan kasih.
Dan manakala memandang sejauh - jauh samudera, mengalunlah ombak perdamaian
menyisir kaki-kaki langit.
Ahmad Syam'ani
Rabu, 30 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
cerita tentang lakon seorang wanita yang tidak lepas kodratnya sebagai seorang pelajar, mahasiswi, pekerja ataupun ibu rumah tangga. ia masih sempat berkreasi dibidang seni dengan
menulis & membaca dipanggung-panggung.
puisi ini sangat indah dan mengasyikkan hebat sekali. mudah-2-an sekses selalu bagi penulisnya.
Posting Komentar